Habered – Kelompok Jihad Islam Palestina baru-baru ini merilis sebuah video yang menampilkan sandera Israel, Elad Katzir. Yang telah ditawan oleh kelompok Hamas di Gaza selama lebih dari tiga bulan. Dalam video yang diunggah pada Senin, 8 Januari 2024, Katzir meminta agar dirinya dibebaskan. Video tersebut menunjukkan Katzir, seorang petani berusia 47 tahun, berbicara dengan penuh emosi. Di belakangnya terlihat bendera Jihad Islam berwarna hitam dan kuning. “Saya hampir mati lebih dari sekali, sungguh ajaib saya masih hidup,” ujarnya dengan suara berat. Dia juga mengungkapkan rasa rindunya kepada keluarga, mengatakan bahwa dia sangat mencintai mereka dan sangat merindukan mereka.
Katzir, yang diculik oleh militan dari kibbutz pertanian Nir Oz pada 7 Oktober 2023, berbicara di depan kamera dengan jelas dan penuh perasaan. Sejenak, ia terdiam dan terlihat menahan air mata saat berbicara tentang keluarganya. Dalam video itu, tampak suasana yang suram dengan pencahayaan yang buruk, yang menjadi ciri khas video-video penyanderaan yang dirilis oleh kelompok-kelompok militan. Para sandera biasanya terlihat tertekan, seringkali dengan kondisi fisik yang nampak lebih kurus dan wajah penuh kelelahan.
Katzir bukan satu-satunya sandera Israel yang menjadi fokus dalam video penyanderaan yang dirilis oleh kelompok Jihad Islam dan Hamas. Sejak serangan lintas batas yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023. Kelompok-kelompok ini telah merilis beberapa video yang menunjukkan sandera-sandera yang mereka tahan, yang sebagian besar diyakini berada di tangan Hamas. Dalam video-video ini, para tawanan sering kali menyerukan agar mereka dibebaskan, dengan harapan bisa kembali ke keluarga dan negara mereka. Militer Israel menyebut rilis video ini sebagai bagian dari teror psikologis yang digunakan oleh kelompok militan untuk menambah tekanan terhadap negara mereka.
Menurut laporan, lebih dari 130 sandera Israel masih ditahan di Gaza. Serta sebagian besar dari mereka diperkirakan berada dalam kendali Hamas. Meski begitu, pada akhir November 2023, lebih dari 100 sandera berhasil dibebaskan melalui gencatan senjata singkat antara Israel dan kelompok-kelompok militan. Namun, pertempuran di Gaza terus berlanjut, dan Israel menegaskan bahwa serangan militernya akan terus dilakukan hingga Hamas benar-benar hancur. Israel juga menyatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangan sampai semua sandera dibebaskan dan ancaman yang datang dari wilayah Gaza dapat diselesaikan.
Hamas, di sisi lain, menegaskan bahwa mereka tidak akan melepaskan sandera lebih lanjut kecuali jika Israel menghentikan perang. Ketegangan ini menciptakan situasi yang semakin kompleks, di mana kedua pihak tidak menunjukkan tanda-tanda ingin mengalah. Meskipun gencatan senjata pada bulan November lalu memberikan sedikit harapan, konflik ini tetap jauh dari penyelesaian.
Katzir, yang sebelumnya diwawancarai oleh Reuters pada 2018, juga berbicara tentang situasi keamanan di daerah sekitar Gaza. Ia mengungkapkan ketakutannya terhadap potensi ancaman dari Hamas yang berada di seberang perbatasan. Kini, setelah diculik dan disandera, pengalamannya selama lebih dari tiga bulan di Gaza semakin menggambarkan betapa sulitnya hidup dalam kondisi seperti ini. Selain dirinya, ibunya juga menjadi salah satu sandera yang ditahan oleh militan Hamas, sementara ayahnya tewas dalam serangan yang terjadi pada hari yang sama saat Katzir diculik.
Ketegangan di Gaza terus memuncak dengan dampak yang mendalam terhadap para sandera dan keluarga mereka. Banyak yang berharap agar perundingan damai dapat segera tercapai, namun dengan kondisi yang ada saat ini, jalan menuju perdamaian masih tampak sangat jauh.
Simak Juga : Era Baru di Suriah: Kejatuhan Assad dan Transisi Politik Pasca-Perang