Habered – Ketika Jason Whitehead pertama kali melihat maskot Peringatan 2025 Vatikan, Luce, ia merasa cukup terkejut. Gaya anime maskot tersebut sangat berbeda dari seni tradisional Katolik Roma. Whitehead, yang merupakan direktur Departemen Evangelisasi dan Katekese Keuskupan Fort Worth, mengatakan bahwa maskot ini merupakan upaya untuk menarik perhatian generasi muda umat Katolik. Uskup Agung Rino Fisichella, kepala penyelenggara Yubileum, menjelaskan bahwa karakter ini dirancang untuk mencerminkan tema “Peziarah Harapan.”
Yubileum atau Tahun Suci adalah tradisi Gereja Katolik yang dirayakan setiap 25 tahun sebagai kesempatan bagi umat untuk melakukan ziarah ke Roma guna mendapatkan pemulihan rohani dan pengampunan dosa. Perayaan Yubileum 2025 dimulai secara resmi pada 24 Desember dengan pembukaan pintu-pintu suci yang sebelumnya disegel. Perayaan ini diperkirakan akan menarik lebih dari 30 juta pengunjung.
Luce dirancang oleh seniman Italia, Simone Legno, pendiri perusahaan tokidoki. Maskot ini mengenakan jas hujan kuning dan sepatu bot berlumpur, simbol perjalanan ziarah melalui badai kehidupan. Matanya yang menyerupai cangkang kerang melambangkan ziarah dan harapan, sedangkan warna pakaiannya terinspirasi dari bendera Vatikan. Nama Luce, yang berarti “cahaya” dalam bahasa Italia, mencerminkan tujuan membawa terang kepada umat muda.
Baca Juga : Kontroversi Doa Mike Johnson: Fakta dan Tanggapan
Maskot ini menjadi viral di dunia maya sejak diperkenalkan pada akhir Oktober. Komunitas daring, baik Katolik maupun sekuler, telah membuat berbagai meme dan ilustrasi seni berdasarkan karakter ini. Di subreddit CatholicMemes, misalnya, Luce muncul dalam meme yang memadukan humor dengan ayat-ayat Kitab Suci. Di media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, ribuan gambar Luce yang dibuat penggemar terus dibagikan, menambah popularitasnya. Bahkan, muncul mata uang kripto bernama Luce Token dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai lebih dari $50 juta.
Namun, tidak semua pihak menerima Luce dengan baik. Beberapa pihak mengkritik keputusan Vatikan untuk bekerja sama dengan tokidoki, perusahaan yang juga menjual produk bertema LGBTQ dan sebelumnya bermitra dengan merek produk dewasa. Kritikus lainnya menganggap gaya anime Luce terlalu sederhana untuk menyampaikan nilai-nilai Katolik. George Weigel, seorang peneliti di Pusat Etika dan Kebijakan Publik di Washington, menyebut desain Luce sebagai bentuk “Katolikisme yang disederhanakan.”
Meski begitu, Whitehead menegaskan bahwa penggunaan Luce adalah cara Vatikan untuk menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan budaya pop dan media sosial. Berdasarkan survei tahun 2022 oleh Polygon dan Vox Media, lebih dari 66% penonton anime di Amerika Serikat berasal dari generasi milenial dan Gen Z. Seni Jepang seperti anime telah menjadi media pilihan banyak anak muda, dan Luce dirancang untuk menjembatani keakraban ini dengan iman Katolik.
Selain digunakan untuk Yubileum, Vatikan juga menghadirkan Luce di berbagai acara budaya. Pada akhir Oktober hingga awal November, Departemen Evangelisasi Vatikan berpartisipasi dalam Konvensi Komik dan Permainan Lucca di Italia, menandai pertama kalinya departemen ini mengikuti acara semacam itu. Keikutsertaan ini bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan generasi muda.
Luce tidak sendirian dalam perjalanannya. Ia ditemani oleh anjing setianya, Santiago, serta teman-teman peziarah lainnya seperti Fe, Xin, dan Sky. Mereka direncanakan tampil dalam paviliun Tahta Suci di Expo 2025 di Osaka, Jepang, pada bulan April mendatang. Sementara itu, berbagai barang dagangan seperti gantungan kunci, pin, dan PopSockets bertema Luce telah dijual di toko resmi Yubileum di Roma.
Maskot ini telah mendapatkan tempat di hati banyak orang meskipun tetap menuai kritik. Whitehead percaya bahwa seiring waktu, semakin banyak orang yang akan memahami alasan di balik penggunaan Luce. Maskot ini mencerminkan pendekatan baru Gereja untuk menghubungkan generasi muda dengan iman, sekaligus menampilkan wajah modern Vatikan di tengah perubahan zaman.
Simak Juga : Trump Tidak Dipenjara Terkait Kasus Uang Tutup Mulut, Vonis Jelang Pelantikan