Makna "The Last Supper" dalam Iman Kristen
Habered -The Last Supper atau Perjamuan Terakhir merupakan salah satu peristiwa paling penting dan bermakna dalam tradisi dan iman Kristen. Peristiwa ini tidak hanya menjadi momen emosional sebelum penyaliban Yesus Kristus, tetapi juga fondasi bagi sakramen Ekaristi yang dijalankan oleh banyak gereja hingga hari ini.
The Last Supper merujuk pada jamuan makan malam terakhir yang diadakan oleh Yesus bersama dua belas murid-Nya sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Peristiwa ini tercatat dalam keempat Injil dalam Perjanjian Baru: Matius 26:17–30, Markus 14:12–26, Lukas 22:7–39, dan Yohanes 13–17.
“Simak Juga: Makna dan Tradisi Kamis Putih dalam Kekristenan”
Jamuan tersebut berlangsung pada malam menjelang Paskah Yahudi, dan menjadi momen penting di mana Yesus menyampaikan pesan-pesan terakhir-Nya kepada para murid. Dalam suasana penuh ketegangan dan kasih, Yesus mengumumkan bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianati-Nya.
Salah satu momen paling bermakna dalam The Last Supper adalah ketika Yesus mengambil roti dan anggur, memberkatinya, dan membagikannya kepada para murid seraya berkata: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Lukas 22:19).
Melalui tindakan ini, Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi atau Perjamuan Kudus, yang kemudian menjadi salah satu sakramen utama dalam tradisi Kristen, khususnya dalam Gereja Katolik, Ortodoks, dan banyak denominasi Protestan.
Perjamuan Terakhir bukan hanya sekadar makan malam perpisahan. Dalam makna spiritualnya, The Last Supper mencerminkan:
The Last Supper juga menjadi inspirasi besar dalam dunia seni. Salah satunya melalui lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci yang dibuat pada abad ke-15. Karya tersebut menggambarkan momen saat Yesus mengumumkan akan adanya pengkhianat di antara para murid, dengan ekspresi dramatis yang memperkuat nilai emosionalnya.
Bagi umat Kristen, The Last Supper adalah peristiwa sakral yang sarat makna rohani. Ini adalah pengingat akan kasih Kristus yang besar, serta undangan untuk hidup dalam iman, pelayanan, dan pengharapan. Melalui Ekaristi, umat diajak untuk terus menghidupi semangat pengorbanan dan cinta kasih yang telah diteladankan oleh Yesus Kristus.
“Baca Juga: Waktu Makan yang Teratur Penting untuk Kesehatan”
This website uses cookies.