Habered – Mantan Presiden Barack Obama menekankan pentingnya pluralisme dalam masyarakat. Mencontohkan kemitraan antar rumah ibadah dan keberhasilan gereja-gereja besar dalam membangun hubungan antarberagam kelompok. Dalam Forum Demokrasi yang diadakan oleh Yayasan Obama di Chicago pada 5 Desember. Obama menyampaikan bahwa pluralisme memungkinkan berbagai kelompok untuk hidup berdampingan, meski mereka memiliki keyakinan yang berbeda. Sebagai contoh, ia menyebutkan gereja-gereja Kristen dan masjid-masjid Muslim. Yang dapat berdiri berdampingan di blok kota yang sama, bahkan mungkin sepakat untuk berbagi lahan parkir.
Obama mengakui bahwa membangun pluralisme bukanlah tugas yang mudah. Menurutnya, pluralisme bukanlah sekadar tentang bergaul atau menyanyikan lagu bersama, melainkan proses yang melibatkan tantangan besar. Ini termasuk berinteraksi dengan orang-orang yang tidak hanya memiliki pandangan yang berbeda, tetapi juga mungkin tidak menghormati pandangan kita. Obama mencatat bahwa pengalaman serupa ia alami selama masa kepresidenannya. Ketika ia harus bernegosiasi dengan orang-orang yang menolak keberadaannya sebagai presiden secara hukum dan moral. Namun, meskipun berbeda pandangan, ia dan mereka berusaha untuk tetap mendengarkan, membina hubungan, dan mencari titik temu.
Obama menekankan bahwa pluralisme tidak mengharuskan kita untuk mengesampingkan identitas dan nilai-nilai kita sendiri. Sebaliknya, pluralisme mengajarkan kita untuk mencari solusi win-win, di mana berbagai pihak dapat memperoleh manfaat tanpa ada yang dirugikan. Ia mengutip Pendeta Martin Luther King Jr. yang menggambarkan perjuangan keadilan sebagai perjuangan yang melibatkan seluruh rakyat Amerika, bukan hanya kelompok-kelompok tertentu. Obama juga menyatakan bahwa setiap orang memiliki banyak identitas. Sebagai contoh, ia menyebutkan dirinya sebagai seorang pria Afrika-Amerika, namun juga seorang suami. Ayah dan seorang Kristen yang terus bergumul dengan keraguannya terhadap agama yang terorganisir.
Baca Juga : Umat Hindu India Bersuka Cita Menjelang Peresmian Candi Rama
Bagi Obama, pluralisme harus tercermin dalam tindakan, bukan hanya kata-kata. Ini berarti membangun kepercayaan melalui aksi nyata, seperti bekerja bersama untuk mengatasi masalah. Misalnya, masjid dan sinagoga yang bekerja sama untuk membantu korban bencana alam, atau komunitas kulit hitam yang berusaha mengatasi ketegangan rasial dengan komunitas kulit putih di Chicago. Obama juga mengusulkan agar pluralisme dimulai dengan kegiatan yang melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang, seperti kelompok yang memungkinkan anak-anak atau orang dewasa bekerja sama dalam proyek bersama.
Salah satu contoh pluralisme yang dia kemukakan adalah gereja-gereja besar di Amerika. Gereja-gereja ini, menurut Obama, tidak langsung menguji keimanan seseorang, tetapi mengundang orang untuk bergabung dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan komunitas. Dari klub sosial dewasa muda hingga kelompok paduan suara, gereja-gereja ini membuka kesempatan bagi orang untuk terlibat dan berkenalan dengan orang lain tanpa merasa tertekan. Obama menjelaskan bahwa prinsip “tenda besar” yang diterapkan oleh gereja-gereja ini mengundang orang untuk datang, beraktivitas, dan berpartisipasi dalam kehidupan komunitas sebelum membahas hal-hal yang lebih dalam mengenai iman.
Dalam pandangan Obama, pluralisme bukan hanya menjadi tantangan bagi Amerika Serikat, tetapi juga bagi banyak negara di seluruh dunia. Dia menyebutkan bahwa masalah pemisahan bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti perbedaan bahasa, agama, atau etnis, yang terjadi di Spanyol, India, Irlandia Utara, atau bahkan Kenya, tanah air ayahnya. Namun, di mana pun tantangan itu dihadapi, inti dari masalah tetap sama: apakah pluralisme dapat diterapkan di dunia saat ini? Obama dengan tegas menjawab bahwa konsep pluralisme masih relevan dan perlu dipertahankan.
Melalui pandangannya ini, Obama menegaskan bahwa untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai, kita harus belajar untuk menerima perbedaan dan mencari cara untuk bekerja bersama, meskipun ada berbagai perbedaan yang memisahkan kita.