Habered – Kelompok yang mewakili organisasi-organisasi Yahudi terbesar di Amerika Serikat telah mengirimkan surat kepada Paus Fransiskus. Yang mengkritik kecamannya terhadap serangan udara Israel di Gaza, yang menewaskan 25 warga Palestina. Mereka menyebut pernyataan Israel Paus tersebut sebagai “menghasut.” Dalam pidato Natalnya pada 21 Desember. Paus Fransiskus mengungkapkan kecaman terhadap kekerasan tersebut, menyatakan, “Kemarin, anak-anak dibom. Ini kekejaman. Ini bukan perang.”
Surat yang dikirim oleh Konferensi Presiden Organisasi-Organisasi Yahudi Amerika, yang mewakili 53 organisasi Yahudi terbesar. Mereka menyatakan bahwa serangan Israel di Gaza merupakan “kampanye militer yang sah.” Konferensi ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan Israel, serta menjaga keamanan dan kemakmuran Israel. Beberapa organisasi yang tergabung dalam konferensi ini termasuk Federasi Yahudi Amerika Utara, Hillel International. Sampai Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, dan Komite Yahudi Amerika.
Baca Juga : Dinamika Agama dan Politik di Tahun 2025
Dalam surat tersebut, pemimpin konferensi mendesak Paus Fransiskus untuk menahan diri dari membuat komentar yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut di tengah meningkatnya antisemitisme global. Mereka meminta agar Paus membantu membangun jembatan antara Israel dan negara-negara lain. Surat itu juga menyoroti bahwa pernyataan Paus tidak mengakui hak Israel untuk membela diri setelah serangan mematikan oleh Hamas pada 7 Oktobe. Yang mengakibatkan lebih dari 1.200 warga sipil Israel tewas dan 251 orang disandera, dengan 101 di antaranya masih ditahan.
Pernyataan dalam surat itu juga mencatat bahwa Paus tidak mempertimbangkan fakta bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan menjadikan infrastruktur sipil di Gaza sebagai sarana untuk melancarkan teror. Meski demikian, beberapa laporan internasional, termasuk dari The New York Times, menyebutkan bahwa Israel sendiri juga menggunakan warga Palestina sebagai perisai manusia, yang dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.
Pemerintah Israel turut mengkritik komentar Paus tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel menilai pernyataan Paus sangat mengecewakan karena tidak mencerminkan konteks yang sebenarnya dan fakta-fakta terkait perjuangan Israel melawan terorisme yang dipaksakan kepadanya sejak serangan oleh Hamas pada 7 Oktober.
Dalam sebuah buku yang diterbitkan bulan lalu, Paus Fransiskus juga mengungkapkan keprihatinannya tentang kemungkinan adanya genosida dalam serangan Israel di Gaza dan menyerukan penyelidikan untuk menilai hal tersebut. Sebelumnya, Paus juga menggambarkan tindakan militer Israel sebagai “tidak bermoral.”
Perang yang dilakukan oleh Israel sebagai respons terhadap serangan Hamas telah menimbulkan korban jiwa yang sangat besar. Hingga saat ini, lebih dari 45.000 warga Palestina tewas, dan lebih dari 106.000 lainnya terluka. Banyak di antara korban tewas adalah wanita dan anak-anak. Pengeboman yang terus berlangsung telah menghancurkan sebagian besar Gaza, meninggalkan lebih dari dua juta orang, yang sebagian besar merupakan pengungsi, tanpa tempat tinggal. Mereka juga menghadapi kelaparan dan kondisi kesehatan yang memburuk. Kampanye militer ini telah mendapat kecaman internasional, namun Israel tetap mempertahankan tindakan mereka sebagai langkah untuk melawan ancaman terorisme yang mereka anggap sah.
Simak Juga : Tragedi Tahun Baru: Serangan Truk di New Orleans yang Menewaskan 10 Orang