Habered – Sebuah sinagoge di Melbourne, Australia. Mengalami kerusakan parah akibat aksi pembakaran yang dilakukan oleh dua orang pada Jumat dini hari. Kejadian ini menuai kecaman luas, termasuk dari Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai serangan antisemit dan pelanggaran terhadap nilai-nilai bangsa.
Kebakaran ini terjadi di Sinagoge Adass Israel, yang sebelumnya telah menjadi sasaran serangan serupa sejak meningkatnya ketegangan global akibat konflik antara Israel dan Hamas tahun lalu. Aksi pembakaran dimulai sekitar pukul 4:10 pagi ketika seorang saksi melihat dua pria bertopeng menggunakan sapu untuk menyebarkan cairan akselerator di dalam gedung.
Sebanyak 60 petugas pemadam kebakaran dikerahkan dengan 17 unit mobil pemadam untuk memadamkan api. Meskipun penyelidik masih mencari tahu motif pelaku, Perdana Menteri Albanese. Ia dengan tegas menyebut peristiwa ini sebagai bentuk kebencian antisemitisme yang tidak dapat diterima. Ia menekankan bahwa menyerang tempat ibadah merupakan serangan terhadap prinsip dasar kebebasan beragama yang dijunjung tinggi di Australia.
Baca Juga : Jihad Islam Rilis Video Sandera Israel, Elad Katzir Minta Dibebaskan
Serangan ini juga mendapat perhatian internasional, termasuk dari Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar. Dalam pernyataannya, Saar menyebut insiden tersebut mengerikan dan menyerukan pihak berwenang Australia untuk segera menangkap para pelaku serta memastikan mereka diadili.
Rabbi Gabi Kaltmann, salah satu pemimpin agama di sinagoge tersebut, menyampaikan kesedihannya atas insiden ini. Ia menyebut para pelaku sebagai penjahat yang mencoba menghancurkan rasa kebersamaan komunitas. Di tengah suasana duka, ia mengajak jemaat untuk tetap berkumpul pada malam Sabat guna menemukan kedamaian melalui doa bersama.
Hukum federal Australia baru-baru ini melarang penghormatan terhadap simbol-simbol Nazi, termasuk pemajangan simbol tersebut di ruang publik. Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya kasus antisemitisme di negara tersebut. Selain itu, pemerintah Australia juga telah menunjuk utusan khusus untuk memerangi antisemitisme dan Islamofobia sebagai upaya melindungi keberagaman dan keharmonisan masyarakat.
Jillian Segal, utusan Yahudi di Australia, menyatakan keprihatinannya terhadap peningkatan eskalasi serangan terhadap komunitas Yahudi. Ia menyebut insiden pembakaran sinagoge ini memiliki kesamaan emosional dengan peristiwa selama Holocaust, mengingat banyaknya jamaah sinagoge yang merupakan penyintas perang dari Hungaria.
Perdana Menteri negara bagian Victoria, Jacinta Allan, menekankan pentingnya menjaga persatuan dan toleransi. Dalam pernyataannya, ia menyebut sinagoge tersebut memiliki nilai sejarah mendalam karena didirikan oleh penyintas Holocaust. Pemerintah negara bagian juga menyediakan dana sebesar 100.000 dolar Australia untuk membantu perbaikan bangunan dan meningkatkan keamanan dengan menambah kehadiran polisi di kawasan tersebut.
Presiden Dewan Eksekutif Yahudi Australia, Daniel Aghion, mengimbau masyarakat luas untuk bersatu melawan kebencian dan mendukung komunitas Yahudi. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan oleh berbagai kelompok masyarakat, termasuk komunitas Hindu, dalam menghadapi insiden ini.
Ia menyerukan agar masyarakat tidak membiarkan komunitas Yahudi merasa terisolasi atau rentan terhadap serangan semacam ini. Aghion menekankan pentingnya solidaritas dalam melawan kebencian dan memastikan bahwa tempat ibadah dan lembaga komunitas di Australia tetap aman bagi semua orang.
Dengan insiden ini, pemerintah dan masyarakat Australia diingatkan kembali tentang pentingnya menjaga nilai-nilai kebebasan, persatuan, dan saling menghormati di tengah perbedaan. Tindakan tegas terhadap pelaku diharapkan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Simak Juga : Kebijakan Trump Akan Tantang Program Keberagaman di AS