Habered – Ketua DPR Amerika Serikat, Mike Johnson, mengutip kitab Kejadian dari Alkitab saat merayakan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU). Yang melarang siswa transgender berpartisipasi dalam olahraga perempuan. RUU tersebut, yang dikenal sebagai Undang-Undang Perlindungan Perempuan dan Anak Perempuan dalam Olahraga. Hal inidisetujui pada hari Selasa, 14 Januari 2025, dengan perolehan suara 218-206. Seluruh anggota DPR dari Partai Republik dan dua anggota Partai Demokrat asal Texas, Vicente Gonzalez dan Henry Cuellar, mendukung pengesahan RUU ini. Undang-undang ini menetapkan bahwa atlet transgender tidak diperbolehkan berkompetisi dalam olahraga perempuan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Dalam konferensi pers yang digelar setelah pemungutan suara, Johnson menegaskan pandangannya bahwa perbedaan gender adalah sesuatu yang ditetapkan oleh Tuhan dan alam. “Kita tahu dari Kitab Suci dan dari alam bahwa pria adalah pria dan wanita adalah wanita, dan pria tidak bisa menjadi wanita,” ujarnya. Johnson mengutip bagian dari kitab Kejadian yang menyebutkan bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Ia juga menambahkan bahwa Alkitab memberikan pemahaman yang jelas mengenai perbedaan gender tersebut.
Baca Juga : Tradisi Prosesi Yesus Nazareno: Doa dan Harapan Jutaan Umat Katolik di Filipina
Ketika ditanya oleh Religious News Service (RNS) tentang keberagaman interpretasi Alkitab, termasuk tradisi gereja yang menerima dan menahbiskan orang transgender, Johnson menegaskan bahwa ia yakin Alkitab memiliki pesan yang tegas. “Kembali ke kitab pertama, Kejadian: laki-laki dan perempuan, Dia menciptakan mereka. Saya tidak melihat ada interpretasi lain, tetapi setiap orang bebas menafsirkan Kitab Suci sesuai keyakinannya,” jelasnya.
Johnson juga menyatakan bahwa pengesahan RUU ini bukan hanya berdasarkan kepercayaan agama, tetapi juga didukung oleh logika dan fakta ilmiah. “Ini adalah hal yang masuk akal. Kita mengetahuinya dari tradisi agama kita, yang saya yakini sebagai kebenaran. Saya seorang Kristen yang percaya pada Alkitab dan tidak akan meminta maaf atas hal itu. Namun, terlepas dari pandangan agama, ini juga adalah bagian dari biologi. Dan biologi bukanlah bentuk fanatisme,” tegasnya.
RUU ini diajukan oleh anggota DPR Greg Steube dari Partai Republik dan mendapat dukungan dari Riley Gaines, seorang mantan atlet perguruan tinggi yang kini aktif mengadvokasi penolakan terhadap keikutsertaan perempuan transgender dalam olahraga perempuan. Gaines, yang juga seorang Kristen, menyatakan bahwa keyakinan agamanya menjadi landasan dalam perjuangannya. Ia menggambarkan aktivismenya sebagai bagian dari “kebangkitan spiritual” dan menyamakannya dengan “pertempuran spiritual.”
Pengesahan RUU ini menuai kritik tajam dari anggota DPR Partai Demokrat. Beberapa di antaranya, seperti Alexandria Ocasio-Cortez dari New York dan Greg Landsman dari Ohio, menyampaikan keberatan mereka dalam sesi debat sebelum pemungutan suara. Ocasio-Cortez, yang beragama Katolik, menuduh Partai Republik hanya berpura-pura peduli pada perempuan dengan menyetujui RUU tersebut. Sementara itu, Landsman, seorang lulusan Harvard Divinity School dan penganut Yahudi, menyamakan langkah ini dengan tindakan perundungan terhadap kelompok transgender.
Johnson sendiri tidak asing dengan perdebatan terkait isu transgender. Pada November tahun lalu, ia juga mengutip Alkitab dalam perdebatan mengenai aturan penggunaan kamar mandi yang sesuai dengan jenis kelamin saat lahir, sebuah upaya yang juga dianggap menyasar komunitas transgender. Langkah tersebut memicu penolakan dari sejumlah tokoh agama, termasuk Uskup Gene Robinson, seorang uskup Episkopal gay pertama yang terbuka. Dalam sebuah wawancara, Robinson menyebut interpretasi Alkitab yang digunakan Johnson sebagai “tidak masuk akal.”
Di sisi lain, Riley Gaines, yang hadir dalam konferensi pers bersama Johnson, menyatakan bahwa perjuangannya melawan partisipasi perempuan transgender dalam olahraga adalah upaya untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak perempuan. Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas pengesahan RUU ini dan menyebutnya sebagai langkah penting dalam menjaga keadilan dalam dunia olahraga.
Meskipun RUU ini berhasil lolos di DPR, perdebatan mengenai isu transgender dalam olahraga dan hak-hak kelompok transgender diperkirakan akan terus berlanjut. Pengesahan ini mencerminkan polarisasi yang mendalam di kalangan masyarakat dan parlemen Amerika Serikat terkait hak-hak individu transgender. Kritik maupun dukungan terhadap RUU ini menunjukkan bagaimana isu tersebut menjadi perdebatan yang tidak hanya bersifat politik, tetapi juga menyentuh ranah agama, sains, dan nilai-nilai sosial yang kompleks.
Simak Juga : Marco Rubio Bersiap Menjadi Menteri Luar Negeri di Pemerintahan Trump