Habered – Pada perayaan Hari Perawan Guadalupe yang jatuh pada 12 Desember. Gambar ini sering digunakan oleh seniman Latin di AS dan Meksiko sebagai simbol solidaritas terhadap Palestin. Perawan Guadalupe, yang dikenal sebagai pelindung Meksiko, telah menjadi simbol kuat dalam berbagai gerakan sosial. Dalam beberapa bulan terakhir, gambar ini dihiasi dengan simbol-simbol Palestina. Seperti kaffiyeh hitam-putih dan semangka kecil, yang mengaitkan Perawan dengan perlawanan Palestina.
Pada pertengahan Oktober, beberapa aktivis di Chihuahua, Meksiko. Memasang spanduk yang menggambarkan Perawan Guadalupe dengan tulisan “Anakku orang Palestina” dalam huruf merah tebal. Spanduk ini menarik perhatian karena menggabungkan citra keibuan Maria dengan simbol perjuangan Palestina. Aktivis yang membuat spanduk ini menyatakan bahwa mereka ingin menyentuh hati orang-orang dan mengingatkan mereka akan penderitaan yang sedang dialami oleh rakyat Palestina. Menurutnya, gambar ini sebagai figur yang dihormati mampu menggugah kesadaran dan empati terhadap ketidakadilan.
Baca Juga : Meditasi di Tempat Kerja: Antara Manfaat dan Tantangan yang Tersembunyi
Seniman yang terlibat dalam penggambaran ini melanjutkan tradisi Chicanos di AS yang menggunakan gambar Perawan Guadalupe sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan. Gustavo Martinez Contreras, pendiri proyek “Where’s Lupita?”. Menilai bahwa gambar ini mencerminkan nilai-nilai peduli terhadap kaum tertindas, yang menjadi inti dari pesan Perawan Guadalupe itu sendiri. Bagi banyak seniman, gambar Perawan Guadalupe berfungsi sebagai jembatan untuk menghubungkan identitas Latin dengan perjuangan Palestina. Mengingat keduanya berbagi pengalaman sejarah kekerasan dan penjajahan.
Daisy Vargas, seorang profesor di Universitas Arizon. Menjelaskan bahwa karya seni ini mencerminkan interpretasi yang penting dalam konteks politik dan budaya saat ini. Maria, yang berasal dari Palestina menurut tradisi Alkitab, dianggap sebagai simbol seorang ibu yang menderita akibat kekerasan di tanah yang terjajah. Oleh karena itu, menggambarkan Perawan Guadalupe dalam konteks Palestina memberikan kedalaman emosional yang kuat. Menghubungkan pengalaman kekerasan di Gaza dengan narasi tentang penderitaan yang pernah dialami oleh masyarakat Latin.
Seniman seperti Ernesto Yerena, yang menciptakan karya berjudul “Virgencita Palestine.” Menggunakan gambar Perawan Guadalupe dengan latar belakang kaffiyeh merah dan hijau, yang mengacu pada bendera Palestina dan Meksiko. Yerena, yang mengidentifikasi dirinya sebagai orang Chicano dan Pribumi, melihat karyanya sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina. Meskipun ia tidak religius, Yerena merasa terhubung dengan gambar Guadalupe karena pengaruh budaya keluarga. Terutama dari neneknya yang sangat menghormati Perawan Guadalupe.
Selain itu, seniman Lizett Carmona, yang berbasis di Chicago, juga menciptakan gambar Perawan Guadalupe dengan kaffiyeh hitam-putih dan kata-kata “juntos por Palestina” (bersama untuk Palestina). Carmona melihat karyanya sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dan juga mencatat keterkaitan antara identitas Meksiko dan Palestina. Meskipun ia menganggap Guadalupe sebagai simbol yang muncul dari proses kolonialisasi, Carmona percaya bahwa simbol ini memiliki makna yang lebih luas dalam budaya Latin, jauh melampaui aspek religiusnya. Ia menganggapnya sebagai alat untuk menyuarakan pesan politik dan menggugah kesadaran.
Karya seni ini juga menjadi bentuk kritik terhadap apa yang dianggap sebagai ketidakadilan dalam masyarakat, baik itu dalam konteks Palestina maupun dalam perjuangan Latin di AS dan Meksiko. Para seniman ini mengajak penonton untuk merenung dan mempertanyakan sistem yang ada, menggunakan simbol yang sudah sangat familiar untuk memperkuat pesan mereka.
Di tengah kontroversi yang mungkin muncul, seperti kritik terhadap penggunaan simbol-simbol Katolik dalam konteks ideologi politik, para seniman ini tetap teguh dalam menyampaikan pesan solidaritas mereka. Mereka melihat Perawan Guadalupe sebagai simbol kekuatan dan kasih sayang yang melampaui batasan agama, menjadi bagian dari identitas budaya yang lebih besar.
Simak Juga : Kesempatan untuk Menghancurkan Senjata Kimia Suriah Setelah Jatuhnya Rezim Assad