Habered – Bethlehem, Pennsylvania, adalah kota yang memiliki ikatan kuat dengan tradisi Natal. Berawal dari pemukiman kaum Moravia yang mendirikan kota ini pada Malam Natal tahun 1741. Nama Bethlehem diambil dari tempat kelahiran Yesus menurut Alkita, dan hingga hampir 300 tahun kemudian. Penduduk kota ini masih merayakan Natal dengan tradisi-tradisi khas mereka. Salah satu tradisi moravia yang paling dikenal adalah “putz,” yaitu sebuah adegan kelahiran Yesus yang diwakili oleh patung-patung kayu mini. Selain itu, mereka juga membuat ribuan lilin lebah dengan tangan, simbol cahaya yang dibawa Yesus ke dunia. Serta mengadakan “lovefeast” sebuah kebaktian dengan lagu dan kebersamaan yang melibatkan makanan sederhana seperti roti manis dan kopi di gereja.
Baca Juga : Peziarah Amerika yang Dipenjara di Suriah Sebut Pembebasannya Sebagai Berkah
Menurut Pendeta Janel Rice dari Gereja Moravia Pusat, inti dari tradisi ini adalah membangun komunitas. Meskipun agama dan doktrin adalah bagian penting, bagi mereka, kebersamaan dan perhatian terhadap sesama jauh lebih utama. Kepercayaan ini sangat dipengaruhi oleh sejarah panjang kaum Moravia, yang bermula dari gereja pengungsi yang melarikan diri dari penganiayaan agama. Bagi mereka, kelahiran Yesus bukan hanya peristiwa dua ribu tahun lalu. Tetapi juga relevansi yang mendalam dalam konteks pengungsi yang terus menghadapi kesulitan di seluruh dunia. “Firman Tuhan adalah untuk memberi mereka perlindungan, merawat mereka, dan mengasihi mereka seperti kita mengasihi diri kita sendiri.” Kata Sarah Wascura, seorang anggota gereja.
Gereja Moravia adalah salah satu denominasi Protestan tertua, didirikan oleh pengikut John Hus, seorang reformis dari Ceko yang menentang praktik gereja Katolik Roma. Setelah mengalami penganiayaan, umat Moravia melarikan diri ke Herrnhut, Jerman, dan kemudian misi mereka meluas ke Amerika. Pada tahun 1741, mereka mendirikan pemukiman di Bethlehem, yang dinamai oleh Pangeran Nicolas Ludwig von Zinzendorf, pemimpin mereka saat itu, setelah sebuah pengalaman rohani pada Malam Natal di kandang. Zinzendorf dan para pemukim menyanyikan himne yang menginspirasi nama Bethlehem untuk pemukiman itu.
Salah satu tradisi khas Moravia adalah “putz,” yaitu penyajian adegan kelahiran Yesus dalam bentuk patung-patung mini. Tradisi ini awalnya berupa miniatur adegan kelahiran, tetapi berkembang menjadi rangkaian kisah-kisah Alkitab lainnya, termasuk pemberitaan Maria dan kunjungan tiga orang bijak. Pada abad ke-19, penduduk Bethlehem biasa mengunjungi rumah-rumah satu sama lain untuk melihat putz yang dipajang selama musim Natal. Pada tahun 1937, sebuah kampanye oleh kamar dagang setempat mempromosikan Bethlehem sebagai “Kota Natal AS,” dan sejak saat itu, putz menjadi atraksi utama kota. Kini, komunitas putz diselenggarakan setiap tahun di gereja, melibatkan jemaat yang ikut berpartisipasi dalam merayakan Natal.
Natal di Bethlehem tidak hanya dirayakan melalui kebaktian gereja dan tradisi putz, tetapi juga melalui berbagai acara yang melibatkan seluruh komunitas. Setiap tahun, kota ini dipenuhi oleh perayaan Natal yang melibatkan tur keliling dengan kereta luncur, pasar Natal, dan pameran kerajinan tangan. Di Hotel Bethlehem dan di sepanjang Main Street, banyak toko yang menghias etalase mereka dengan ornamen Natal. Di gereja-gereja, seperti di Gereja Moravia Pusat, paduan suara mengalunkan lagu Natal sementara jemaat berkumpul dalam kebaktian lovefeast.
Bagi banyak orang, momen menyalaakan lilin-lilin yang telah disiapkan untuk kebaktian Natal adalah puncak dari perayaan ini. Tradisi menyalakan lilin ini sudah berlangsung sejak lama, dan bagi warga Bethlehem, ini adalah simbol kebersamaan yang hangat dan mendalam. Linda Thudium, seorang jemaat yang telah mengikuti tradisi ini sejak kecil, merasa sangat terhubung dengan gereja dan keluarga setiap kali ia menyalakan lilin. “Bagi saya, ini Natal — melihat lilin-lilin ini,” ujarnya.
Tradisi-tradisi yang dipertahankan oleh masyarakat Bethlehem, yang dimulai oleh para pemukim Moravia, menjadikan kota ini lebih dari sekadar sebuah tempat. Ini adalah kota yang hidup dengan makna Natal yang sejati, mengingatkan setiap orang tentang pentingnya kebersamaan, kasih sayang, dan perhatian terhadap sesama. Dengan setiap tahun yang berlalu, Bethlehem terus merayakan Natal dengan cara yang sangat unik, menjadikan kota ini sebagai tujuan yang tidak boleh dilewatkan oleh siapa pun yang ingin merasakan kehangatan tradisi Natal yang otentik.
Simak Juga : CEO TikTok Bertemu Donald Trump Bahas Larangan Aplikasi